![]() |
Sumber: Pinterest |
Dalam era digital saat ini, gadget seperti smartphone dan tablet telah menjadi bagian penting dari kehidupan anak-anak, memberikan akses instan ke berbagai informasi, hiburan, dan interaksi sosial. Anak-anak menghabiskan banyak waktu di depan layar, sering kali terjebak dalam permainan dan aplikasi yang menarik, yang dapat mengurangi waktu untuk aktivitas fisik dan interaksi langsung dengan teman sebaya. Salah satu platform permainan yang sedang populer saat ini adalah Roblox.
Platform permainan online Roblox sedang tren di kalangan anak-anak dan remaja. Menurut laporan dari Roblox yang dirilis oleh demandsage.com, platform ini memiliki rata-rata lebih dari 80 juta pengguna aktif setiap harinya di seluruh dunia. Roblox merupakan sebuah platform online yang berisi jutaan game atau "experiences" yang dibuat oleh penggunanya. Layaknya Youtube namun dalam bentuk game, di Roblox siapapun bisa menggunakan, merancang, ataupun mempublikasikan game mereka sendiri menggunakan perangkat lunak gratis bernama Roblox Studio.
Inilah yang membuat Roblox istimewa, variasi tanpa batas. Roblox memungkinkan kita menjadi siapapun berdasarkan keinginan, mempertajam imajinasi, melatih kreativitas dan kecerdasan kognitif. Bahkan Roblox menawarkan nilai edukasi seperti pemecahan masalah dalam game rintangan (Obby), mengelola keuangan virtual (Robux), hingga melatih dasar-dasar pemograman saat ingin membuat game sendiri.
Namun di balik kebermanfaatannya, Roblox juga dianggap memiliki potensi bahaya bagi anak-anak. Roblox bukanlah sekedar permainan akan tetapi menjadi ruang sosial bagi anak untuk berinteraksi dengan siapapun dengan bebas. Akses yang bebas membuat konten tidak bisa tersaring dengan baik. Di sisi lain, American Academy of Pediatrics (AAP) mengingatkan bahwa sistem hadiah dalam game, dan pilihan game yang tak terbatas membuat anak-anak sulit beralih dari layar. Adapun Permintaan item antara pengguna di Roblox dapat menjadi berbahaya bagi anak-anak, karena mereka mungkin terjebak dalam situasi penipuan atau eksploitasi oleh pemain lain yang tidak bertanggung jawab.
Dilansir dari CNNIndonesia.com, Roblox dapat menjadi lingkungan yang berisiko bagi anak-anak karena kehadiran predator yang dapat mengakses calon korbannya melalui aplikasi pihak ketiga. Selain itu, adanya avatar dengan nuansa seksual dan komunikasi antara pemain yang sering kali mengandung ujaran tidak pantas, seperti umpatan atau kata-kata rasis yang dapat memberi pengaruh buruk bagi anak-anak. Selain itu, ada Robux yang bisa menimbulkan masalah finansial apabila anak-anak belum paham dengan baik nilai uang atau membeli sesuatu tanpa izin orang tua.
Orang tua harus mengambil peran besar dalam mengurangi resiko ini, langkah-langkah proaktif seperti pembatasan waktu bermain, pengawasan aktif, dan edukasi kepada anak sangatlah penting. Manfaatkan fitur parental control yang telah disediakan Roblox untuk membatasi interaksi dan menyaring obrolan. Jika memungkinkan, ajak anak bermain bersama untuk membangun ikatan dan pemahaman yang positif.
Pada akhirnya, aman atau tidaknya Roblox bergantung pada langkah orang tua dalam mengubahnya menjadi platform online yang aman dan membangun. Roblox memiliki potensi besar sebagai medium kreatif yang memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan imajinasi mereka dan mengembangkan keterampilan baru, seperti pemrograman dan kolaborasi. Namun, tantangan yang dihadapi, seperti risiko interaksi dengan pengguna yang tidak bertanggung jawab dan konten yang tidak pantas, memerlukan perhatian serius. Oleh karena itu, orang tua harus berperan aktif dalam mengawasi aktivitas anak, menerapkan kontrol yang tepat, dan terlibat dalam pengalaman bermain untuk memastikan bahwa Roblox dapat dimanfaatkan secara positif dan aman.
Karya: Laura & Putra
Editor: Tala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar