Selasa, 14 Oktober 2025

KESEHATAN MENTAL, PILAR UTAMA KESEJAHTERAAN GENERASI Z DI ERA DIGITAL

[ Artikel ]


Sumber: Pinterest


Di tengah perubahan cepat yang dialami masyarakat saat ini, kesehatan mental menjadi isu yang semakin mendapatkan perhatian, terutama di kalangan generasi Z. Generasi ini tumbuh dalam era digital yang sarat dengan tekanan dari media sosial, yang seringkali menimbulkan perbandingan hidup dan kecemasan. Meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental di kalangan Gen Z ditandai dengan terbukanya percakapan mengenai isu-isu psikologis dan pentingnya mencari bantuan. Mereka menganggap menjaga kesehatan mental sebagai bagian integral dari kesejahteraan secara keseluruhan.

Dikutip dari World Health Organization (WHO), kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan yang memungkinkan seseorang untuk menghadapi tekanan hidup, menyadari kemampuan diri, belajar, bekerja dengan baik, dan berkontribusi dalam komunitas. Kesehatan mental bersifat kompleks dan berbeda-beda bagi setiap orang, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti individu, keluarga, komunitas, dan kondisi sosial. Kondisi ini mencakup gangguan mental, disabilitas psikososial, serta masalah yang muncul akibat stres berat atau gangguan fungsi, termasuk risiko melukai diri sendiri.

Dilansir dari ugm.ac.id hasil survei Indonesia - National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) pada tahun 2022 menunjukkan 15,5 juta remaja mengalami masalah kesehatan mental, atau sekitar 34,9%. Data terbaru 2023 menunjukkan 20% penduduk Indonesia (54 juta orang) mengalami gangguan mental emosional, dan sekitar 9,8% remaja pernah berpikir untuk bunuh diri. Meskipun demikian, hanya sedikit penderita yang mendapatkan penanganan profesional, seperti hanya 8%. Angka-angka ini menunjukkan perlunya perhatian serius terhadap kesehatan mental di Indonesia, terutama di kalangan remaja yang rentan. Upaya untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan mental, serta mengurangi stigma yang menghalangi individu untuk mencari bantuan, menjadi langkah penting yang harus diambil.

Kesehatan mental menjadi semakin penting bagi generasi Z karena mereka hidup dalam lingkungan yang dipenuhi tekanan dari berbagai sumber, seperti media sosial, perbandingan hidup, dan ekspektasi yang tinggi terkait prestasi akademik dan karier. Ketidakpastian ekonomi dan perubahan sosial yang cepat juga menambah beban mental, menjadikan mereka lebih rentan terhadap kecemasan dan depresi. Menurut American Psychological Association (APA), pada tahun 2020 generasi ini memiliki kesadaran yang lebih tinggi tentang pentingnya kesehatan mental, mendorong mereka untuk berbicara terbuka mengenai masalah psikologis dan mencari dukungan. Dengan meningkatnya angka gangguan mental di kalangan remaja, upaya untuk memperkuat kesehatan mental menjadi krusial, tidak hanya untuk kesejahteraan individu, tetapi juga untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan produktif.

Dalam menghadapi isu kesehatan mental yang semakin mendesak di kalangan generasi Z, penting untuk mengadopsi beberapa pendekatan yang efektif. Berdasarkan informasi dari The National Institute of Mental Health (NIMH), edukasi tentang kesehatan mental harus menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah, sehingga remaja dapat memahami gejala gangguan mental serta pentingnya mencari bantuan. Selain itu, menciptakan ruang aman untuk percakapan terbuka di antara teman sebaya dan keluarga dapat membantu mengurangi stigma yang sering menghalangi mereka untuk berbicara tentang masalah yang dihadapi.

Akses terhadap layanan kesehatan mental yang terjangkau dan mudah diakses, seperti konseling daring, juga sangat vital untuk memberikan dukungan yang diperlukan. Selain itu, mendorong kegiatan yang mendukung kesehatan mental, seperti olahraga, meditasi, dan praktik mindfulness, dapat membantu generasi Z mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional mereka. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan generasi Z dapat lebih baik dalam menghadapi tantangan kesehatan mental dan membangun ketahanan yang diperlukan di tengah tekanan kehidupan modern.

Karya: Laura & Resti
Editor: Indepth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar