Senin, 25 November 2024

DI BALIK PAPAN TULIS, ADA MIMPI YANG HIDUP

 [ Puisi ]

Sumber: https://images.app.goo.gl/pJTKSFQPJrNLTUYN7

Di balik papan tulis yang penuh noda,

tersembunyi cerita yang tak terlihat mata.

Tangan guru menari, menulis harapan,

di ruang yang sunyi, terukir masa depan


Setiap goresan adalah cita-cita,

yang tak hanya mengajar, tetapi merangkai asa.

Di setiap kata yang terucap pelan,

ada mimpi-mimpi yang bersinar terang


Mereka bukan sekadar pengajar,

melainkan arsitek dari setiap jiwa yang lapar.

Di balik papan tulis yang kini hampir pudar,

tersembunyi perjalanan hidup yang tak pernah surut


Di sini, di ruang yang sederhana, 

mimpi-mimpi lahir, tumbuh, dan terbang bebas.

Mereka adalah burung yang tak pernah lelah,

mengepakkan sayapnya menuju langit tanpa batas


Papan tulis mungkin hilang,

namun mimpi itu tak akan padam.

Setiap generasi yang belajar di sini,

akan membawa obor, menerangi dunia dengan cahaya mereka


Di balik papan tulis, ada mimpi yang hidup,

menari di antara kata-kata, menyentuh hati yang terus tumbuh


Karya: Yuni

DEDIKASI GURU, CAHAYA PERUBAHAN YANG TAK PERNAH PADAM

 [ Artikel ]


Sumber: https://images.app.goo.gl/ASA4MXZR88x9Qro76

Guru adalah sesosok pahlawan tanpa tanda jasa dan wadah ilmu dalam membentuk generasi bangsa, tak ayal jika perjuangannya begitu dihargai dan selalu dikenang oleh banyak orang. untuk menghormati profesi guru, Indonesia menetapkan tanggal 25 November sebagai peringatan Hari Guru Nasional, perayaan ini sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa-jasa para guru yang telah berkontribusi dalam mencerdaskan anak bangsa.

Dilansir dalam laman gurudikdas.kemdikbud.go.id sejarah peringatan Hari Guru Nasional bertepatan dengan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tanggal 25 November 1945. Sebelumnya, pada tahun 1912, organisasi ini bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Anggotanya berisikan kepala sekolah, guru desa, guru bantu, hingga perangkat sekolah lainnya. Pada tahun 1932, PGHB mengubah namanya menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Pada saat itu, Belanda sebagai negara penjajah tidak menerima unsur nama “Indonesia” dalam PGI karena dianggap sebagai ancaman bagi mereka. Dengan perubahan namanya, PGI menjadi semakin nasionalis dan perjuangan kemerdekaan Indonesia semakin kuat bersama guru. 

Pada zaman penjajahan Jepang, PGI sempat dilarang untuk melakukan aktivitas nya. Namun, setelah proklamasi kemerdekaan, PGI menggelar Kongres Guru Indonesia yang pertama di Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal 24 - 25 November 1945. Kongres tersebut mencapai salah satu hasil yakni menghapuskan perbedaan suku, ras, agama, politik, dan lainnya agar menyatu menjadi Indonesia seutuhnya dalam wadah PGRI. Akhirnya, melalui Keputusan Presiden No. 8 Tahun 1994 ditetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional. 

Dikutip melalui laman kompas.com Pemilihan tanggal 25 November tidaklah sembarangan. Sebab itu dipilih untuk menghormati Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia yang dianggap sebagai pelopor pendidikan bagi rakyat. Ki Hajar Dewantara bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga seorang pemikir, budayawan, dan tokoh pergerakan nasional.

Konsep pendidikan yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara mencakup prinsip bahwa pendidikan harus menyentuh aspek holistik individu, tidak hanya aspek kognitif tetapi juga moral, emosional, dan fisik. Sedangkan salah satu sumbangsih terbesar Ki Hajar Dewantara adalah mendirikan sekolah Taman Siswa pada 1922.

Selain itu, Hari Guru Nasional juga bukan hanya sekadar perayaan seremonial saja. Tapi lebih dari itu, ini adalah momen refleksi untuk memahami betapa pentingnya peran guru dalam mengarahkan generasi muda menuju masa depan yang lebih baik. Guru tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter, moralitas, dan sikap positif siswa.

Maka, penghormatan kepada guru harus terus ditingkatkan, baik melalui apresiasi moral maupun upaya nyata seperti peningkatan kesejahteraan dan dukungan dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, masyarakat perlu terus menanamkan rasa hormat kepada profesi guru, karena mereka adalah fondasi dari segala kemajuan bangsa.

"Meski waktu berganti, dedikasimu tetap abadi. Engkau adalah cahaya perubahan yang akan selalu menyala. Selamat Hari Guru, pahlawan tanpa tanda jasa!

Engkau adalah lentera kehidupan, pendorong perubahan, dan pembentuk masa depan. Dedikasimu akan selalu dikenang sepanjang masa.


Karya: Nami

Editor: Cerpen