[ Artikel ]
Sumber: Edumasterprivat.com |
Raden Adjeng Kartini adalah seorang emansipator wanita Indonesia yang lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879, beliau berasal dari keluarga bangsawan Jawa. Kartini merupakan putri dari pasangan Raden Mas Adipati Aryo Sosroningrat dan Ngasira, beliau merupakan anak ke lima dari sebelas bersaudara.
Pada tanggal 2 Mei 1964 Presiden Soekarno melalui keputusan presiden No.108 Tahun 1964 menetapkan beliau sebagai salah satu pahlawan nasional karena jasanya dalam rangka penentangan terhadap Feodalisme terutama antara hak yang membedakan antara laki-laki dan perempuan.
Latar belakang penentangan beliau terhadap feodalisme salah satunya berawal ketika Ibunya dimadu oleh Ayahnya lantaran pada waktu itu, menurut peraturan Belanda, seorang wedana yang ingin menjadi Bupati harus menikah dengan keluarga bangsawan, dan Ngasirah ketika menikah dengan Sosroningngrat tahun 1872, bukan berasal dari keluarga bangsawan, akhirnya Sosroningngrat menikah kembali dengan Raden Adjeng Woeryan (Moerjam) pada tahun 1875.
Dilansir dari klasika.kompas.id, ketika Kartini kecil, ia berkesempatan untuk mengenyam pendidikan di sekolah dasar Belanda bernama ELS (Europeesche Lagere School) yang pada saat itu sangat sulit sekali bagi seorang perempuan untuk mengenyam pendidikan apalagi bukan berasal dari keluarga ningrat. Kartini kecil tak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia melatih kefasihan bahasa belandanya. Waktu itu, hanya ada 11 gadis yang belajar di ELS.
Kemudian ketika remaja, ia ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang menengah, tetapi tidak disetujui oleh ayahnya yang akhirnya membuat Kartini merasa terpukul. Ayahnya yang tidak tega melihat putrinya selalu merenung membuatnya merasa bersalah, karena itu ia memberikan kepada Kartini akses buku buku dan majalah. Selain itu, Kakaknya, Raden Mas Panji Sastrokartono yang mengetahui kepintaran dan kekritisan adiknya, membawakan Kartini buku-buku dengan topik menentang dari emansipasi sampai Revolusi Perancis, juga novel-novel populer ketika ia pulang dari sekolahnya di HBS Semarang.
Menurut bpbd.bogorkab.co.id, awal perjuangan Kartini dimulai saat dia mendirikan sekolah khusus putri di Jepara. Di sekolah tersebut, mereka diajarkan cara menjahit, menyulam, dan memasak. Kartini juga kerap menuliskan surat untuk temannya di Belanda bernama Rosa Abendanon, yang berisikan keinginannya untuk menaikkan derajat wanita Indonesia. Kartini bahkan bercita-cita untuk menjadi seorang guru, meski keinginan tersebut tak pernah terwujud karena dia harus menikah dengan seorang Bupati Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat. Suami Kartini sangat mendukung cita-citanya. Kartini diizinkan membangun sebuah sekolah khusus putri di Rembang.
Sebelum Kartini sempat melihat buah dari perjuangannya, dia mengembuskan nafas terakhir setelah melahirkan putranya bernama Soesalit Djojoadhiningrat pada 13 September 1904. Kartini meninggal empat hari setelah melahirkan, tepatnya pada 17 September 1904. Jasad Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Untuk mengenang sosoknya sebagai pahlawan emansipasi, didirikanlah Sekolah Kartini di berbagai daerah, seperti di Semarang, Malang, Yogyakarta, Madiun, dan Cirebon. Surat-surat yang Kartini kirimkan pada para sahabat penanya di Belanda dikumpulkan dan dibuat menjadi buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Kartini berhasil memberikan makna kuat dalam perjuangannya melawan feodalisme. Ia membangkitkan jiwa-jiwa berkarya bagi perempuan Indonesia. Saat ini, Perempuan tak hanya akan berakhir di dapur dan mengurus rumah, tetapi mereka telah bebas berekspresi, mengutarakan mimpinya, mewujudkan ide-ide kreatifnya, menyalurkan bakat, membuat gerakan, menyuarakan hasil pemikirannya yang bermanfaat bagi sekitarnya.
Semua perempuan tidak perlu ragu, karena sejatinya memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam mengejar mimpi dan cita-citanya mengenyam pendidikan tinggi. Karena sejatinya, Perempuan modern ialah perempuan yang memiliki semangat juang tinggi, kepercayaan diri dan yakin terhadap kemampuan yang dimiliknya.
Karya: Syamsyul
Editor: Coboth