Senin, 08 April 2024

GERHANA MATAHARI TOTAL DI AKHIR RAMADAN: INDONESIA SALAH SATUNYA?

 Artikel 

Sumber: manggisnews.com

Gerhana matahari adalah suatu keadaan di mana bulan berada ditengah-tengah matahari dan bumi, sehingga menyebabkan sinar matahari ke bumi menjadi terhalang. Ini terjadi pada saat bulan mati, bayangannya yang terbentuk kerucut ini menutupi permukaan bumi dan menyebabkan sisi bumi yang tertutup bayangan bulan menjadi gelap atau gerhana. Itulah alasan mengapa ketika terjadi gerhana bumi menjadi gelap seperti saat malam hari. 

Fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) merupakan salah satu jenis gerhana matahari yang jarang terjadi di tempat yang sama. Dikutip melalui laman detik.com GMT terjadi di tempat yang sama sekitar 300 tahun sekali atau lebih. Meski begitu, jalurnya sangat terbatas. 

Jalur tersebut dinamai jalur totalitas, yakni garis relatif sempit yang tercipta saat bulan bergerak dan bumi berputar, selanjutnya bayangannya pun melintasi ke permukaan dengan kecepatan sekitar 1.400 mil per-jam. Laman National Aeronautics and Space Administration (NASA) menerangkan, saat terjadi GMT hanya sebagian kecil area bumi yang dapat melihatnya. Lebarnya pun tidak pernah lebih dari 167 mil, bahkan biasanya lebih kecil. Sementara di luar area tersebut, pengamat hanya akan melihat gerhana sebagian atau tidak sama sekali. 

Dikutip melalui liputan6.com gerhana dalam khazanah Islam merupakan fenomena alam yang menggambarkan keagungan ciptaan Allah Swt. yang mana fenomena astronomi ini menjadikan bukti bahwa kebesaran Allah itu nyata. Seperti sabda Rasulullah saw: 

Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah ta'ala. Karenanya, bila kalian melihat gerhana matahari dan gerhana bulan bangkit dan shalat lah kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim). 

Riwayat di atas menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw. mengingatkan untuk melaksanakan shalat gerhana apabila seseorang melihatnya. 

Gerhana matahari yang terjadi pada tanggal 08 April 2024 ini seperti menyambut Hari Raya Idul Fitri, sebab terjadi 2 hari sebelum Hari Raya. Di tahun 2016 silam, Gerhana matahari sempat menyelimuti wilayah Indonesia. Namun di 2024 ini, Indonesia tidak dapat melihat gerhana matahari. 

Terjadinya gerhana di bulan Ramadan ini merupakan fenomena alam biasa, tetapi jarang terjadi. Masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan. Seperti dikutip melalui laman nu.or.id, Moeji Raharto selaku Kepala Observatorium Bosscha Kabupaten Lembang, Jawa Barat mengatakan bahwa, fenomena alam gerhana bulan dan gerhana matahari yang datang bersamaan pada bulan Ramadan sampai sekarang telah terjadi sekitar 60 kali terhitung dari sekitar 10 Hijriah silam. 

Di tahun 2024, rakyat Indonesia dapat menyaksikan proses GMT melalui kanal YouTube NASA Spanyol maupun NASA Amerika Serikat. Kedua kanal tersebut akan menyediakan siaran langsung secara online selama proses GMT. Adapun jadwal siaran langsung akan dimulai pada pukul 13.00 EDT tanggal 08 April 2024 atau 00.00 WIB tanggal 09 April 2024. Dengan durasi GMT disetiap wilayah berkisar antara 3—4 menit. 

Diperkirakan fenomena totalitas di tiga negara tersebut akan dimulai pada Senin (08/04) pukul 11.07 MST atau jika di Indonesia sekitar Selasa (09/04) pukul 00.07 WIB dan berlangsung. Dikutip melalui laman news.detik.com, berikut waktu proses global fase GMT 

1. Gerhana Sebagian mulai di lokasi awal: 15.42 UT atau sekitar 22.42 WIB 
2. Gerhana Total mulai di lokasi awal: 16.38 UT atau sekitar 23.38 WIB 
3. Puncak Gerhana: 18.17 UT atau sekitar 01.17 WIB 
4. Gerhana Total berakhir di lokasi akhir: 19.55 UT atau sekitar 02.55 WIB 
5. Gerhana Sebagian berakhir di lokasi akhir: 20.52 UT atau sekitar 03.52 WIB. 

Karya: Satrio 
Editor: Cerpen