Selasa, 06 Februari 2024

TANGGAPI DESAKAN DEMA FS, REKTOR UIN RIL BERHARAP PEMILU TERSELENGGARA DENGAN DAMAI

 Berita

Sumber: Rilis Id
Prof. H. Wan Jamaluddin Z, M.Ag., Ph.D selaku Rektor UIN Raden Intan Lampung

Raden Intan — Rektor Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) menanggapi aksi desakan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Syariah (FS), beliau berharap Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 terselenggara dengan damai. (Rabu, 07/02/24)  

Dikutip melalui laman m.kumparan.com Prof. H. Wan Jamaluddin Z, M.Ag., Ph.D selaku Rektor UIN RIL menanggapi desakan yang dilakukan oleh DEMA FS pada Sabtu (03/02). Beliau berharap agar Pemilu 2024 dapat terselenggara dengan damai. 

“Mari kita junjung tinggi semangat persaudaraan dalam kebersamaan untuk terselenggaranya Pemilu 2024 secara sehat, beradab dan bermartabat. Serta dengan penuh rasa damai, harmonis, jujur dan adil,” ujar beliau pada Senin (05/03). 

Prof. Wan juga turut mengingatkan agar Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat menjaga netralitas untuk mensukseskan Pemilu 2024.

Menanggapi penuturan Rektor, MR (nama samaran) salah satu anggota DEMA FS merasa penuturan Rektor tidak senada dengan tuntutan yang mereka sampaikan. 

“Terkait hasil penyampaian Rektor, kami rasa memang belum mendapatkan hasil walaupun kami lihat Rektor sudah memberikan tanggapan di media. Kami merasa itu tidak senada dengan apa yang kami sampaikan,” ucapnya.

Selanjutnya, BA (nama samaran) salah satu mahasiswa UIN RIL turut berharap dengan adanya desakan dari para DEMA FS ini dapat memberikan ruang kepada seluruh civitas akademika UIN RIL dan mahasiswa untuk ikut serta menyelematkan demokrasi di Indonesia. 

Rep: Coboth
Editor: Cerpen

KRISIS DEMOKRASI DI INDONESIA, DEMA FS DESAK REKTOR UIN RIL DENGAN TIGA PERNYATAAN SIKAP

 Berita


Sumber: https://m.kumparan.com
DEMA FS UIN RIL saat di Halaman Depan Gedung Rektorat Baru 

Raden Intan — Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Syariah (FS) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) mendesak Rektor dengan tiga Pernyataan Sikap atas krisisnya demokrasi di Indonesia. (Selasa, 06/02/23) 

Aksi desak Rektor yang dilakukan oleh DEMA FS pada Sabtu (03/02) di Halaman Depan Gedung Rektorat Baru ini menyampaikan tiga Pernyataan Sikap untuk Rektor yang mencakup: 

1. Mengingatkan kepada Presiden Joko Widodo, pejabat negara, aparatur hukum dan aktor politik yang berada di kabinet presiden untuk tetap berada pada koridor demokrasi, serta mengedepankan nilai-nilai kerakyatan dan keadilan sosial
2. Mendesak Rektor UIN RIL untuk menginstruksikan kepada jajaran civitas akademika agar menyatakan sikap sebagaimana yang telah dilakukan oleh kampus besar, seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM) dan lain-lain terkait krisis demokrasi di Indonesia
3. Jika dalam waktu 2 x 24 jam tuntutan tidak diindahkan pihak kampus, maka kami akan melakukan konsolidasi aksi yang lebih besar.

Adapun MR (nama samaran) selaku anggota DEMA FS menjelaskan tujuan aksi ini agar UIN RIL segera menyatakan sikap atas Presiden Joko Widodo yang telah menggunakan instrumen negara untuk kepentingan kelompok tertentu. 

“Adapun tujuan aksi ini adalah agar UIN RIL segera menyatakan sikap, mengutuk keras sikap Presiden Joko Widodo yang telah menggunakan instrumen negara untuk kepentingan kelompok tertentu, agar kampus ini diakui dapat menjadi bengkel peradaban untuk negeri ini,” jelas MR. 

MR juga menambahkan bahwa aksi ini sangat diperlukan. Sebab kampus sebagai miniatur negara, sebagai laboratorium mahasiswa dan kampus tempat berkumpulnya para pendidik di negeri ini, maka secara moral ditegaskan perlu melakukan pengawalan yang tegas untuk demokrasi di negeri ini. 

Selanjutnya, SR (nama samaran) salah satu mahasiswa UIN RIL menanggapi bahwa tindakan ini perlu diapresiasi dan diberi dukungan sebab dirinya merasa perihatin dengan demokrasi di Indonesia. 

“Kita harus mengapresiasi dan memberikan dukungan, serta berharap agar Rektor dan civitas akademika UIN RIL dapat menyatakan sikap dengan seadil-adilnya. Hal ini juga memberi tahu kepada mahasiswa bahwa demokrasi di Indonesia sedang mengalami degradasi,” ujarnya. 

Rep: Pix
Editor: Enden