Senin, 23 Desember 2024

KAMPUS HIJAU LANGGANAN BANJIR: BIARKAN ATAU PERBAIKI?

[Opini]

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Musim hujan menjadi salah satu musim yang terjadi di negara tropis, salah satunya Indonesia. Tak jarang di akhir tahun, banjir menenggelamkan beberapa daerah di Indonesia, salah satunya yakni provinsi Lampung. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung mendata, sepanjang bulan Februari 2024, terdapat 16 kejadian bencana dan yang mendominasi ialah banjir.

Tidak memungkiri, banjir juga dapat terjadi di beberapa perguruan tinggi. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) salah satunya. Kampus yang terletak di Jalan Letnan Kolonel H Jl. Endro Suratmin, Sukarame, Kec. Sukarame, Kota Bandar Lampung dan di beberapa titik sempat terendam oleh banjir. 

Hujan yang sering membasahi tanah UIN RIL, menjadikan Kampus Hijau ini terlihat seperti daerah pesawahan yang digenangi air dan lumpur. Pihak kampus pun seperti membiarkan saja, seolah air tersebut akan hilang dengan sendirinya, diserap oleh tanah dan tanaman. 

Berikut potret genangan banjir di UIN RIL: 

Fakultas Syariah
Samping GSG K.H Ahmad Hanafiah UIN RIL
Depan GSG K.H Ahmad Hanafiah UIN RIL
Fakultas Saintek
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Fakultas Syari'ah

Dari potret di atas, dapat dilihat bahwa masih terdapat beberapa wilayah di UIN RIL terendam oleh air. Tanah yang sudah kering dan masih terdapat genangan air, tampak seperti rawa-rawa. 

Beberapa mahasiswa bahkan mengeluh akibat tidak adanya perbaikan jalan oleh pihak kampus setelah hujan melanda. 

W (nama samaran) salah satu mahasiswa UIN RIL yang merasakan dampak dari banjir merasa dirugikan. 

"Sangat merugikan yang pasti, kita susah buat ke gedung perkuliahan ini karna banjir. Pembelajaran juga terganggu karena dosen juga malas karena gedung terdampak banjir," jelasnya. 

Selain itu, AN (nama samaran) mahasiswa UIN RIL lainnya, turut merasa dirugikan karena akses transportasi terdampak genangan air. 

"Sudah pasti sangat-sangat merugikan. Karena akses transportasi jadi ada genangan air yang bisa membuat kendaraan tergelincir karena jalanan licin," keluhnya. 

Kemudian VC (nama samaran) turut menjelaskan kerugian yang ia rasakan ketika acara giat rutin. 

"Banjir di lapangan UIN merugikan acara giat rutin dan pada saat itu tenda kami tenggelam. Mau tidak mau, kegiatan yang sedang terlaksana jadi terhambat karena banjir ini. Seharusnya pihak kampus ada solusi," ungkapnya. 

Padahal, pada Rabu (18/12), UIN RIL sempat meraih penghargaan Top 1 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) meraih The Most Sustainable University in Indonesia versi Universitas Indonesia (UI) GreenMetric. Penghargaan ini merupakan program UI yang menilai kinerja keberlanjutan universitas dalam skala tahunan. Pemeringkatan ini didasarkan pada komitmen serta tindakan universitas dalam penghijauan dan keberlanjutan lingkungan. 

Seharusnya dengan penghargaan tersebut dapat menjadi evaluasi bagi kampus UIN RIL, untuk refleksi di beberapa titik yang terdampak banjir. Terlebih dengan keluhan mahasiswa. Apakah pihak kampus terlalu acuh? Atau hal-hal seperti ini memang sudah dinormalisasikan? 

Hal ini seharusnya juga menjadi ladang evaluasi, mencari cara atau inovasi untuk dapat mengurangi dan memberantas terjadinya banjir di kampus. Beberapa saran yang mungkin dapat UIN RIL lakukan di antaranya 

1. Pembuatan Saluran Drainase

Membangun saluran drainase yang memadai untuk mengalirkan air hujan.

2. Penggunaan Sistem Penyerapan Air 

Membuat sumur resapan atau bak penyerapan air untuk mengurangi aliran air permukaan.

3. Penggunaan Bahan Penyerap Air

Menggunakan bahan penyerap air seperti zeolit atau arang aktif.

4. Sistem Pengelolaan Air Hujan (SPAH)

Mengintegrasikan sistem pengelolaan air hujan dengan teknologi pengolahan air limbah.

5. Penggunaan Sistem Hidrolik

Menggunakan sistem hidrolik untuk mengalirkan air ke tempat penyerapan.

6. Membuat Biopori

Membuat lubang biopori untuk menyerap air dan mengurangi erosi. 

Saran tersebut dapat menjadi upaya baru untuk pihak jajaran UIN RIL dalam menanggulangi banjir. Keluhan mahasiswa pun bisa menjadi evaluasi untuk pihak kampus memperbaiki dan mengutamakan kenyamanan para mahasiswanya.


Karya: Cerpen

Editor: Enden