Jumat, 10 Januari 2025

MENYUARAKAN PEDULI LINGKUNGAN DI PULAU PLASTIK

[ Resensi ]


Sumber: Kompasiana.com

Identitas Film

Judul Film: Pulau Plastik 
Jenis Film: Dokumenter
Sutradara: Rahung Nasution dan Dandhy Dwi Laksono
Produksi: Visinema Pictures, Kopernik, Akarumput dan WatchdoC
Durasi: 97 menit 47 detik 
Tahun Tayang: 2021

Film Pulau Plastik menceritakan tentang perjuangan tiga individu yang berdedikasi melawan polusi plastik sekali pakai sebagai bentuk pencemaran lingkungan di Indonesia yang di tokohi oleh Gede Robi seorang vokalis band Navicula asal Bali, Tiza Mafira seorang pengacara muda dari Jakarta, dan Prigi Arisandi seorang ahli biologi dan penjaga sungai dari Jawa Timur. Film ini adalah sebuah kumpulan vidio dokumenter yang mana mereka menelusuri sampah plastik yang menyusup rantai makanan manusia serta mengatasi polusi sampah plastik di laut. 

Gede beserta kedua rekannya menjelaskan bagaimana plastik tersebut sangat sulit terurai, dan pemahaman edukasi kepedulian terhadap bumi kepada masyarakat-masyarakat yang peduli dengan lingkungan dan melakukan pembersihan di pulau Damar Besar yang terletak tidak jauh dari Tanjung Priok. Selain itu, disela-sela film menampilkan gede sedang konser bersama bandnya sambil menyuarakan peduli lingkungan. 

Selanjutnya ditampilkan juga kumpulan berita-berita isu sampah plastik tersebut dan uji lab bahwa seekor ikan bahkan feses manusia terkontaminasi micro plastik. Puncak dari cerita film ialah terdapat sebuah pawai tolak plastik sekali pakai yang dilakukan tanpa adanya sponsor terjadi di Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta, pada 21 Juli 2019. Diikuti lebih dari 1000 orang dan sejumlah artis Indonesia seperti Aurelie moeremans dan Susi Pudjiastuti. Adegan akhir film ini diakhiri dengan konser band Navicula oleh Gede di Bundaran HI

Film dokumenter ini fokus mengangkat sebuah fakta isu sampah plastik dan adanya edukasi pentingnya menjaga bumi. Banyak pesan moral bagi para penonton dan yang tidak kalah penting mengajak masyarakat untuk memahami pentingnya menjaga lingkungan dan peduli terhadap bumi. Film ini direkomendasikan untuk para masyarakat Indonesia agar mengetahui tentang pentingnya pengelolah sampah plastik, para tokoh juga sangat menyadarkan kepada penonton tentang bahayanya sampah plastik.

Selain dengan kelebihan dalam film dokumenter ini, latar waktu tidak dicantumkan pada perjalanan tokoh. Film hanya menvisualisasikan pawai tolak plastiknya saja. Kemudian dalam cerita ini menyebutkan jumlah dari plastik-plastik tersebut tanpa menyantumkan sumber. Sehingga jumlah tersebut belum pasti lebih atau kurangnya. Film ini sedikit membosankan karena hanya berisi dokumenter para tokoh saja serta audio yang dihasilkan dalam film ini tidak terlalu jelas. 

Karya: Courage
Editor: Novel

TERJADI KEMBALI, MAHASISWA AKS UIN RIL KEHILANGAN MOTOR DI AREA KAMPUS

[ Berita ]


Parkiran Gedung Dekanat FEBI

Raden Intan — Terjadi kembali, mahasiswa program studi (prodi) Akuntansi Syariah (AKS) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) kehilangan sepeda motor di area kampus. (Jum'at, 10/01/25) 

Peristiwa ini terjadi pada Kamis (09/01) di parkiran Gedung Dekanat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Pemilik kendaraan tersebut merupakan mahasiswa semester akhir yang sedang melakukan bimbingan.

Korban berinisial AA menjelaskan, motor yang ia parkir di Gedung Dekanat FEBI dengan plat BE 2584 AFU hilang ketika sedang bimbingan. Ia sempat pindah dari gedung ke gedung untuk menemui dosen pembimbing dan baru menyadari motornya hilang sekitar pukul 12.00 WIB.

AA selaku korban dalam wawancaranya mengatakan, setelah menyadari motornya hilang, ia langsung melaporkan kepada satpam yang bertugas di area tersebut.

"Saya langsung melaporkan kepada satpam yang bertugas disekitaran parkiran tersebut dan diarahkan untuk melaporkan ke pihak PT. Cakra Vira Sakti untuk mengajukan klaim asuransi," jelasnya. 

Nurul Mufliha selaku Supervisor dan Admin PT. Cakra Vira Sakti membenarkan dan menjelaskan, kehilangan motor yang terjadi kemarin murni kelalaian Satuan Pengaman (Satpam) dan pihak Cakra siap bertanggung jawab.

"Memang benar adanya hilang kendaraan motor di Gedung Dekanat FEBI pada hari Kamis kemarin dan murni kelalaian satpam tetapi kami tetap bertanggung jawab dengan catatan korban melengkapi persyaratan pengajuan klaim asuransi," jelasnya.

Namun, dalam kasus ini pihak Satpam menolak untuk dimintai keterangan. Dengan alasan dapat mencoreng nama baik Instansi dan lembaga yang bertanggung jawab karena maraknya terjadi pencurian sepeda motor di dalam area kampus UIN RIL.


Reporter: Courage 

Editor: Indepth