Aksi demonstrasi merupakan salah satu bentuk penyampaian pendapat di muka umum. Dapat dilakukan oleh buruh, pekerja, mahasiswa, dan sekelompok masa yang turut menyuarakan aspirasi, tuntutan bahkan bentuk protes.
Demonstrasi biasanya membawa banyak tuntutan, yang dilakukan oleh suatu pihak yang tidak setuju dengan suatu hal. Tuntutan yang dibawa, diarahkan kepada pihak tertentu agar pendapat aksi dapat didengar.
Pada tingkatan instansi pendidikan, mulai dari Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga dunia perkuliahan, tuntutan biasanya dipakai untuk menuntut permasalahan berupa fasilitas, Uang Kuliah Tunggal (UKT), dan permasalahan lainnya yang berkaitan dengan pendidikan.
Tatkala dengan yang ada di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL), seringkali mahasiswa melakukan demonstrasi untuk menuntut beberapa hal guna kemajuan kampus. Tuntutan yang dibawa tidak jauh-jauh diarahkan kepada pihak fakultas maupun universitas. Demonstrasi ini dilakukan dengan harapan, universitas dapat menjadi lebih baik lagi untuk menunjang kenyamanan mahasiswa, sekaligus mewakili banyak suara mahasiswa.
Tepatnya pada Jum'at (07/06) demonstrasi besar-besaran dilakukan oleh sekelompok Organisasi Mahasiswa (Ormawa) lingkup UIN RIL dan mahasiswa yang mewakili fakultas. Sekitar 150 masa aksi turun dalam aksi yang dilakukan di depan Gedung Rektorat UIN RIL, dengan membawa tuntutan seperti
1. Fasilitas gedung setiap fakultas yang tidak memadai
2. Lahan parkir area kampus yang kurang luas
3. Akses masuk kampus dengan member card yang tidak efesien
4. Sewa kantin yang melejit, namun tidak sesuai dengan fasilitas yang ada.
Dilansir melalui laman website pmb.radenintan.ac.id, UKT tertinggi dipegang oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) diangka 5.900.000. Namun dengan tingginya tunjangan UKT, fasilitas yang diberikan oleh Kampus Hijau Berprestasi ini tidak merata. Mahasiswa mempertanyakan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana kampus. Pada akhirnya, masa aksi membandingkan fasilitas fakultas satu dengan lainnya. Selain itu, masa aksi juga meminta tindakan dari pihak pimpinan birokrasi untuk memperhatikan dan memperbaiki kondisi yang ada.
Salah satu mahasiswa FTK dengan inisial PR juga menyampaikan, dengan UKT senilai 5.000.000 yang dibayar, fasilitas masih kurang untuk mahasiswa. Seperti gedung jurusan yang terbilang tua dan kurang pembaharuan. Selain itu, laboratorium yang sering digunakan mahasiswa juga masih banyak kekurangan, mulai dari alat yang tidak lengkap, kamar mandi yang kotor, sampai kendala ruangan yang hilang.
Dalam aksi tersebut, mereka turut menyampaikan bahwa tidak memadainya fasilitas dapat mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa. Hadirnya ruang kelas yang kurang nyaman dan lahar parkir yang kurang luas, menjadikan mahasiswa cemas untuk memarkirkan kendaraan di mana, sebab kurangnya lahan.
Tuntutan tersebut disampaikan dan diwakilkan oleh AA (nama samaran) selaku Koordinator Lapangan Aksi Demonstrasi Mahasiswa yang menyampaikan bahwa, banyak keresahan dari mahasiswa terhadap permasalahan fasilitas di per-fakultas, bahkan internal kampus seperti pungli seperti tiada habisnya.
Kemudian, pembaharuan terbaru kampus yakni penggunaan member card, yang dirasa kurang efektif. Salah satu masa aksi berpendapat bahwa, satu member card parkir dapat digunakan untuk 10 motor. Tak jarang juga plang parkir dapat terbuka dengan hanya menekankan telapak tangan. Lalu apa efisiensinya penggunaan member card ini? Bukankah peralihan tersebut dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kehilangan? Dengan adanya kejadian ini, memperlihatkan ketidakefektifan nya pembaharuan tersebut.
Adapun, MS (nama samaran) mahasiswa dari Fakultas Syariah (FS) berharap dengan adanya aksi ini, suara mahasiswa dapat didengarkan. Selain itu, menyamaratakan fasilitas di semua fakultas agar mahasiswa lebih mudah dalam proses perkuliahan berlangsung.
Puncak ujung dari demonstrasi ini ialah, didengarnya aspirasi masa aksi oleh pihak birokrasi yakni Dr. Idrus Ruslan, M.Ag selaku Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama dengan dilakukannya mediasi bersama beberapa perwakilan dari mahasiswa. Masa aksi merasa puas karena tuntutan mereka diterima dengan baik dan Warek III berjanji akan menindaklanjuti segera oleh pihak pimpinan.
Dr. Idrus Ruslan, M.Ag selaku Warek III saat menemui masa aksi di depan Gedung Rektorat UIN Raden Intan Lampung
Demonstrasi seperti ini menjadi sebuah bentuk unjuk rasa yang dapat membantu mengubah kebijakan, yang dianggap tidak adil. Mahasiswa berhak menyampaikan kritikannya untuk kampus, agar ke depannya fasilitas dan kualitas kampus dapat lebih baik. Tuntutan pun harus dilakukan dengan bijak, agar mendapatkan manfaat dan hasil yang baik, tanpa adanya tindak kekerasan selama demonstrasi berlangsung.
Karya: Crew UKM PersMa RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar