Selasa, 01 September 2020

Dunia Hitam Dibalik Wajah Apik UIN RIL

 Opinion

ditulis oleh : Crew Persma RI

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung atau lebih mudah di singkat menjadi UIN RIL. Terkenal sebagai kampus Islam terbesar di Lampung.

Kampus hijau nan asri, menjadi kampus Islam Lampung Dengan pendaftaran PTKIN terbanyak se-sumatera. Semuanya nampak sempurna tanpa ada cacat sedikitpun. Tapi siapa sangka di balik keindahan padu padan warna keramik ada warna dasar yang gelap dan tak tersentuh?

Kata "nepotisme" tidak luput dari pandangan mata mahasiswa kampus. Uang ukt turun karena bantuan orang dalam? Lalu apa kabar mahasiswa yang susah payah banding ukt namun tidak berhasil? Adilkah? Tentunya setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Termasuk untuk memperoleh keadilan di mana pun itu dan siapapun dia. Apakah semua itu sudah berlaku di kampus kita tercinta? Keadilan yang semestinya didapatkan oleh semua mahasiswa, namun sayang hal tersebut belum terealisasikan. Mengapa demikian? Rasanya tidak jauh beda seperti pemerintahan yang memiskinkan rakyatnya. Jabatan memang membutakan mata, tapi nurani seharusnya tidak buta.

Selain nepotisme yang mendarah daging ada juga hal yang membuat mahasiswa geleng-geleng kepala, bagaimana tidak baru-baru ini warga kampus di gegerkan dengan kabar penipuan berdalih Jasa penyalur penurunan UKT. Pelaku gencar melakukan penawaran kepada para calon mahasiswa baru dengan membayar biaya admin sekitar 10 juta rupiah, camaba hanya perlu membayar ukt 400 ribu rupiah per semester. Oknum mengaku di beri amanah Oleh atasannya untuk melakukan jasa ini. Apakah atasan dari pelaku penipuan ada sangkut pautnya dengan pihak kampus? atau memang murni kejahatan yang dilakukan oleh sekelompok oknum? siapa yang tau hal ini tentu menjadi tanda tanya besar bagi para mahasiswa.

Dan Lagi tidak hanya kasus penipuan yang membuat para mahasiswa tidak habis pikir, mengapa? Karena oknum kampus pernah Dengan sukarela menawarkan kerja sama mutualisme. Dimana mahasiswa akan mendapatkan nilai A dalam mata kuliah Dengan mudah asal setiap 2 mata kuliah ditukar dengan uang senilai Rp. 250.000. kadang terbesit pertanyaan, apa gaji yang diberikan kampus pada tenaga kerjanya masih kurang, sehingga kejadian ini Kerap kali terjadi? Karena rasanya lucu sekali tenaga pendidik dan para perantaranya malah menawarkan jalan cepat menggapai tahta, sedang lainnya merambat dengan semangat dan penuh keringat.

Hal ini tentunya bukanlah hal yang biasa, karena apa? Masalah ini kerap terjadi tidak hanya di kampus kita tercinta. Sungguh, kita berada di zaman yang kurang meng- implementasikan nilai nilai Pancasila.