Artikel
Sumber: s.sindonews.com |
Sapi merah atau Red Heifer saat ini tengah menjadi topik yang ramai diperbincangkan oleh dunia, terkhususnya para umat muslim di berbagai belahan bumi. Sama halnya seperti beberapa tahun lalu, topik ini pernah hangat diperbincangkan. Namun, fenomena ini tenggelam begitu saja seiring berjalannya waktu. Di tahun 2024 ini, fenomena sapi merah kembali mencuat dan membuat masyarakat kembali mengkaitkannya dengan hari kiamat dan Masjid Al-Aqsa.
Sapi merah sejatinya adalah sapi biasa dengan kondisi khusus. Sapi inilah yang nantinya akan dikorbankan oleh umat Yahudi sebagai persembahan penyucian diri dari dosa. Kelahiran sapi merah juga dianggap sebagai awal mula pembangunan Kuil Suci ketiga di Yerusalem dan untuk mewujudkan misi tersebut harus menghancurkan Masjid Al-Aqsa terlebih dahulu.
Dikutip melalui depokraya.pikiran-rakyat.com, sapi tersebut harus menjalani pemeriksaan ekstensif oleh para ahli kerabian untuk memastikan bahwa hewan ini adalah kandidat yang layak untuk disebut Sapi Merah menurut Alkitab. Bagi sebagian keyakinan Kristen maupun Yudaisme, sapi dara merah ditampilkan dalam cerita tentang “Hari Akhir” atau “Akhir Zaman”.
Sapi merah tersebut dikaitkan juga oleh umat Yahudi dengan hari kiamat, sebab pembangunan kuil ketiga di Yerusalem ini dipercaya mengarahkan kepada Hari Penghakiman. Masa ketika Tuhan menghakimi umat manusia dan memutuskan nasib kekal mereka di hari akhir kelak. Untuk lebih memperkuat fakta tersebut, berikut adalah beberapa fakta mengenai sapi merah Al-Aqsa yang dikutip melalui laman suara.com:
1. Kelahiran Sapi Merah Pertama Kali dalam 2.000 Tahun
Sapi Merah yang disebut datang dari Texas itu ternyata bukan sapi sembarangan. Pasalnya, momen ini dinyatakan sebagai kelahiran anak sapi merah pertama kali dalam 2.000 tahun terakhir dan dikaitkan dengan hari kiamat.
2. Ajaran Kitab Yahudi
Bagi para Yahudi, kejadian kelahiran sapi ini selalu dikaitkan dengan tanda-tanda akhir zaman seperti yang tertulis di dalam Alkitab mereka.
3. Dikaitkan dengan Pembangunan Kuil atau Bait Suci
Beberapa Teolog (ahli ilmu ketuhanan) juga percaya bahwa pembangunan Bait Suci Ketiga dikaitkan dengan “Hari Penghakiman” atau akhir zaman saat kedatangan Mesias.
Dalam pandangan Islam, sapi merah tidak diyakini sebagai pertanda apa pun. Sapi merah merupakan keyakinan umat Yahudi terhadap pandangan mereka mengenai hari kiamat. Islam tidak menyebutkan sapi merah sebagai tanda hari kiamat. Islam meyakini, bahwa tanda kiamat besar akan datang adalah terbitnya matahari dari barat, munculnya binatang yang dapat berbicara, keluarnya Imam Mahdi, munculnya Dajjal, keluarnya Ya'juj Ma'juj, menyebarnya Ad-Dukhan, dan turunnya Nabi Isa a.s.
Bagi seorang muslim, tidak boleh meyakini sapi merah sebagai pertanda datangnya hari kiamat. Karena pertanda datangnya hari kiamat sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an, dan sebagai umat muslim harus meyakini bahwasannya semua yang tercantum dalam Al-Qur'an adalah yang akan benar-benar terjadi.
Seperti firman Allah swt. dalam surah Az-Zukhruf 43: Ayat 61:
وَاِ نَّهٗ لَعِلْمٌ لِّلسَّا عَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَا تَّبِعُوْنِ ۗ هٰذَا صِرَا طٌ مُّسْتَقِيْمٌ
Wa innahuu la'ilmul lis-saa'ati fa laa tamtarunna bihaa wattabi'uun, haazaa shiroothum mustaqiim
“Dan sungguh, dia ('Isa) benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari Kiamat. Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang (Kiamat) itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus”.
Dikutip melalui akun YouTube Al-BahJah TV, Buya Yahya menegaskan bahwa sapi merah keyakinan Yahudi itu pada akhirnya justru dimanfaatkan sebagian orang ekstrem Yahudi untuk bangkit menghancurkan Palestina dan membangun kembali Haikal Sulaiman yang pernah runtuh. Kekhawatiran bagi umat muslim dengan kedatangan sapi merah ini yang menjadi alasan untuk menindas kaum muslimin di Palestina.
Karya: Amanda
Editor: Cerpen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar