Senin, 08 Oktober 2018
OPINI : POPULARITAS TANPA BATAS GENERASI "Y"
Generasi milenial adalah generasi yang lahir pada awal tahun 1980-an dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal tahun 2000-an sebagai akhir kelahiran. Menurut keterangan dari Wikipedia, generasi milenial atau sering juga disebut "Generasi Y" atau "Milenials" adalah kelompok orang yang lahir setelah Generasi X. Jika diperhitungkan berarti generasi milenials adalah orang-orang yang saat ini berukur pada 17-37 tahun. Generasi ini merupakan generasi yang sangat mengikuti perkembangan zaman, seperti hal nya keakraban mereka dalam berkomunikasi, penggunaan media dan teknologi digital. Generasi yang tumbuh dalam era-high teknologi ini juga menjadi generasi yang cepat menerima dan mengadopsi informasi. Saat ini sudah tidak lazim lagi bagi kaum generasi milenial jika seorang anak tidak mengetahui media dan teknologi, karena teknologi yang semakin canggih sudah merambah pada anak-anak, baik balita yang hanya sekedar untuk bermain hame dan bahkan anak-anak yang baru memasuki usia sekolahpun menggunakannya serta teknologi yang memang sudah marak di kalangan remaja sampai dengan orang dewasa.
Generasi Milenial sangat mahir dalam teknologi, karena lahir pada saat TV berwarna, handphone dan internet yang sudah ada, dan tentu mempunyai beberapa kebiasaan dan karakter tersendiri dari generasi sebelumnya. Karakter yang menggambarkan generasi ini sendiri yaitu mereka lebih suka hal-hal instant dalam kehidupan nya, generasi yang manja dan suka menghayal. Generasi milenial adalah orang-orang yang narsis, suka dengan ketenaran atau popularitas, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya seperti dmeo yang terjadi dimana-mana. Orang yang mudah sekali galau dalam segala hal, terutama karena masalah hidup dan percintaan. Orang yang manja dan seenaknya sendiri, mereka memiliki gengsi yang besar dan ambisi yang diluar nalar. Generasi milenial ini adalah orang-orang yang terbuka, mudah menerima perbedana dan perubahan, bahkan sampai mereka tidaj mampu menyerap dengan baik budaya asing yang datang ke negerinya dan kelewatan batas dalam menerima budaya tersebut.
Tidak ada yang perlu disalahkan dari generasi ini, mereka adalah generasi penerus daru generasi sebelumnya yang menjadi pemeran utama dalam perkembangan teknologi yang semakin canggih. Meskipun memang karakter yang paling menoniol dari generasi ini lebih banyak menyimpang dalam penggunaan teknologi yang sudah tersedua dan tidak terkontrol dalam penggunaannya. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan dari para orang tua kepada anak-anak mereka dalam penggunaan handphone misalnya yang hanya di gunakan untuk bermain game, namun bukan untuk alat komunikasi. Maka disinilah anak-anak dengan bebasnya menikmati berbagai macan features yang yerdapat dalam media tersebut sampai bahkan mereka lupa untuk mengerjakan pekerjaan wajib mereka, seperti sholat, makan, mandi dan bahkan belajar atau mengerjakan tugas sekolah. Dilihat dari fenomena seperti ini, sebaiknya para orang tua harus lebih giat dan rajin untuk mengontrol anak-anak mereka, namun bukan berarti mereka tidak diperbolehkan untuk menggunakan media yang sudah ada dan semakin canggih ini, sebab generasi milenial memang wajib mengerti teknologi yang ada supaya mereka tidak kebingungan ketika memasuki dunia sekolah, perguruan tinggi bahkan dunia kerja yang semakin ketat dengan persaingan teknologi di dalamnya. Selain lingkungan keluarga yang memiliki peran dalam fenomena penggunaan teknologi pada generasi milenial ini, harus ada pula kontrol dari lingkungan masyarakat dan pemerintah, seperti misalnya dalam masyarakat. Adanya sekelompok masyarakat yang membuka usaha warung internet (warnet) seharusnya tidak memperbolehkan anak yang belum memasuki dunia sekolah untuk bermain warnet, dikarenakan belum cukupnya umur mereka serta ditakutkan akan menimbulkan gangguan pada kesehatan anak-anak seperti terganggunya kesehatan mata jika anak-anak dibiarkan terlalu lama menatap layar komputer. Kemudian, peran pemerintah dalam mengontrol generasi ini yaitu dengan penciptaan teknologi yang sesuai dengan adat dan budaya dari negara masing-masing dan tidak menyebarkan media sosial yang mengandung unsur budaya barat, seperti aplikasi tik-tok yang marak digunakan oleh para anak-anak, pelajar, mahasiswa, orang dewasa bahkan manula pun ikut andil dalam mengisi keseruan aplikasi ini seakan otaj mereka sudah tercuci dengan aplikasi yang mengandung unsur budaya yang tidak sesuai denhan norma-norma yang berlaku, yang tujuan mereka hanya sekedar untuk mencari popularitas atau menjadi trend senter pada zaman milenial ini. Jadi, untuk menghadapi para generasu milenial pada zaman teknologi hebat ini dibutuhkan sekali peran orang tua, masyarakat dan pemerintah. Namun, tak luput pula peran dari diri pribsdu masing-masing untuk dapat mengontrol diri selama menggunakan teknologi cangguh dan media sosial yang sudah tersedia dengan penggunaan yang baik, terarah, terkontrol dan sesuai dengan kebutuhan bukan hanya untuk kesenangan semata.
Oleh : Shinta Renika (FTK/PBI/17)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar