Raden Intan - Pedagang kantin UIN Raden Intan Lampung Mengeluh karena adanya Penggabungan kantin yang berlokasi di Fakultas Ushuluddin, yang semula berjumlah 8 outlet kini berubah menjadi 24 outlet.
Hal ini dikarenakan adanya penggabungan kantin yang biasa disebut kantin Syariah atau kantin Panjang dan kantin Ushuluddin yang berlokasi di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama kini menjadi Kantin UIN Raden Intan Lampung karena sudah digabung menjadi satu. ( Kamis, 27/02/2020 )
Hal ini dikarenakan adanya penggabungan kantin yang biasa disebut kantin Syariah atau kantin Panjang dan kantin Ushuluddin yang berlokasi di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama kini menjadi Kantin UIN Raden Intan Lampung karena sudah digabung menjadi satu. ( Kamis, 27/02/2020 )
Terhitung sejak satu bulan yang lalu kedua kanting digabung menjadi satu. Ibu "I" atau yg biasa dipanggil Bude kantin, salah satu pedagang kantin memaparkan mengapa adanya penggabungan kantin ini, ia menjelaskan bahwa "Kantin syariah digabun kekantin Ushuluddin karena kantin syariah menjadi penghambat perjalanan ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), karena banyaknya kendaraan yang parkir sembarangan dan juga kedepannya kantin syariah akan dijadikan sarana penjualan jilbab, tempat fotokopi, penjualan makanan ringan dan lain lain." Jelas Bude saat ditemui di kantin
Beberapa Mahasiswa menyayangkan penggabungan kantin ini seperti kata Yudhi salah satu Mahasiswa Fakultas Syariah prodi Hukum Ekonomi Syariah, yang mengatakan kekecewaannya "kami dari fakultas syari'ah dan pastinya temen temen yang dari Fakultas Dakwah merasa tidak efisien karena terlalu jauh. Kalo gitu mending makan di luar saja sekalian." Ungkap Yudhi
Para pedagang kantin mengeluh karena adanya penggabungan kantin ini, seperti kata salah satu Bude kantin sapaan akrab para mahasiswa ( tidak ingin di ketahui namanya ) mengeluhkan bahwa "Kami bingung, tadinya omset penjualan kami lumayan tinggi sebelum adanya penggabungan ini, dan sekarang kantin digabung omset kami menurun drastis. Sementara sewa tempatnya meningkat, yang semula Rp. 6.070.000,- menjadi Rp. 10.000.000,- pertahun." Ujar Bude
"Dan lagi kami diharuskan membeli kursi dan meja yang sudah disediakan oleh pihak kampus, dan sebenarnya penambahan kursi dan meja diluar area kantin itu tidak diperbolehkan, karena sudah disediakan. Tetapi, kalau tidak begitu nanti omset kami semakin menurun." Ungkap Bude
Penjual di kantin berharap harga sewa kembali seperti semula, agar omset menjadi stabil dan para pedagang di kantin tak bingung lagi karena menurunnya omset dan menaiknya harga sewa
Reporter : RD & SM
Editor : Angle
Editor : Angle
Tidak ada komentar:
Posting Komentar