Berita
Ratusan mahasiswa FDIK saat sedang menyampaikan orasi di Halaman Gedung Rektorat and Academic Research Center UIN RIL |
Raden Intan — Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) menggelar aksi unjuk rasa di hari terakhir Pengenalan Budaya dan Akademik Kemahasiswaan (PBAK). (Kamis, 29/08/24)
Seruan aksi ini dilaksanakan di dua tempat, yakni di Halaman Gedung Rektorat and Academic Research Center dan Halaman Gedung Dekanat FDIK. Dengan membawa tiga tuntutan yaitu
- Birokrasi kampus harus lebih terbuka dan peka akan permasalahan masyarakat kampus
- Meminta birokrasi segera mempertanggungjawabkan dampak dari kecacatan kebijakan kampus
- Meminta birokrasi kampus segera mengurus kekosongan lembaga Senat Mahasiswa (SEMA) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Tingkat Universitas.
RDS (nama samaran) selaku Jendral Lapangan (Jenlap) merasa kecewa dengan adanya pungli dan komersialisasi yang dilakukan oleh pihak kampus.
“Fokus titik utama diadakan demo ini karena saya merasa kecewa dengan adanya pungutan liar (pungli) dan komersialisasi yang dilakukan pihak kampus, seperti pemberlakuan pembayaran loket parkir. Akan kami pantau ke depannya respon pejabat kampus bagaimana,” ujar RDS.
Ia juga berharap agar hak-hak Masises Baru (Maba) dapat didengar oleh pihak birokrasi kampus atas permasalahan mereka selama PBAK berlangsung.
Selanjutnya, MA (nama samaran) selaku Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) FDIK merasa kurang puas atas ketidak responan pimpinan kampus.
“Saya merasa kurang puas atas ketidak responan pimpinan kampus dan saya harap lembaga pimpinan tingkat universitas dapat segera menyelesaikan permasalah ini. Terkhusus birokrasi fakultas atau tim audit segera menuntaskan persoalan pungli dilingkungan fakultas,” ucapnya.
Tak hanya itu, IK (nama samaran) salah satu Maba FDIK merasa bahwa demo seperti ini tidak perlu dilakukan, sebab belum tentu akan direspon dengan bijak. Ia juga berharap semoga PBAK tahun depan dan seterusnya menjadi lebih baik lagi.
Rep: Dina Amala
Editor: Coboth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar