![]() |
| Sumber: Pinterest |
Pada secarik senja, negeri pernah memerah
Bukan oleh sang surya, tetapi oleh darah
Ia menantang maut dengan dada penuh pasrah
Rela gugur demi kehidupan yang kelak cerah
Ia berjalan di tanah gersang berlumur darah
Menggenggam harapan dalam diam tanpa seruan
Dengan tekad bergemuruh dari jiwa paling rapuh
Tiada mahkota, tiada sanjungan megah di jalanan
Bambu runcing pernah menjadi doa yang bersayap
Tentang keberanian dari harapan yang nyaris lenyap
Setiap tetes keringat menulis babak dalam senyap
Mengudara menembus penjajah yang angkuh tegap
Cintanya tak pernah meminta balasan
Tak bertanya ganjaran yang kelak menjadi titipan
Cintanya menjelma perlawanan
Untuk tanah air yang dipeluk dalam langkah penuh ketegasan
Ia bukan pemilik pedang, bukan pula penulis sumpah
Namun hadirnya tak pernah luruh ditelan waktu yang basah
Bagai hujan menyembuhkan daun layu di pucuk paling lemah
Napasnya menjadi tiang bagi harapan yang terus mengapung gagah
Karya: Nabila
Editor: Tala

Tidak ada komentar:
Posting Komentar