Senin, 01 Oktober 2018

WANITA DALAM KOTAK



Siang itu kulangkahkan kaki untuk menyusuri keramaian, ntah mengapa disana ada sesuatu yang membuatku menatap berkelanjutan. Disana aku melihat tiga wanita, mereka terlihat bercengkrama...
Ya mereka sedang berhimpun, dari kejauahan sayup-sayup kudengar mereka berbicara dengan nada yang meninggi.
Nampaknya aku mencium aroma-aroma kelahi, ahh untuk apa ku gubris pikirku.
Namun aku begitu penasaran, kaki kulangkahkan telinga kubuka untuk mendengarkan percaakapan yg diucapkan.
Kubuatkan sebutan untuk ketiganya, yang pertama wanita sholeha dengan cadar, kusebut dengan nama si suci, lalu wanita dengan kebayanya itu aku sebut dengan nama ahli tradisi, dan wanita terakhir, seorang wanita yang nampak berwiba dari caranya aku tahu dia adalah pendongkrak hak-hak wanita, dan aku sebut dengan nama penganut Fenimisme.
Aku mendengar Si Suci berkata kepada Ahli Tradisi dengan tatapan yang begitu nanar, "jangan gunakan kebaya ketat itu... lepaskan! Pakaian jahiliyah itu, kamu akan masuk neraka karenanya!! Ayo berhijab bila perlu menggunakan sunnahnya sepertiku (cadar) jangan jadi konservatif ini sudah bukan jaman tradisional!." Kata Si Suci
Lalu Ahli Tradisi menimpalinya dengan mimik memerah... "memangnya kenapa?  Toh aku tidak melanggar norma!! Apa hak mu melarangku! Berhentilah untuk jadi ekstrimis, baik bagimu belum tentu baik bagiku, jangan paksa kehendakku! Lepas cadarmu yang hanya kau gunakan sebagai penutup kebusukanmu bak ninja sungguh memuakan!!!!." (Jawab Ahli Tradisi dengan penuh amarah).
Lalu keduanya menguap sesukanya...
Mendengar hal itu Penganut Feminisme itu berkata, "BERHENTIII!!!!! kalian itu bodoh hal seperti itu saja kalian ributkan! Mau kalian bercadar ataupun berkebaya kalian tetap perempuan yang wajib diagungkan. Kalian adalah para perempuan yang seharusnya terus memperjuangkan hak-hak kalian, jangan sampai persoalan pakaian kalian menjadi lupa tugas kita untuk menyetarakan kedudukan." (Penganut Fenimisme itu berceloteh dengan penuh kesal kepada mereka berdua).
Celotehan dari Penganut Fenimisme tetap saja tak di gubris oleh mereka berdua, justru keributan tak kunjung habis... Ahhh!!! MIRIS

Terlihat jelas bukan? Mereka begitu menempatkan diri pada kotaknya sendiri.
Aku sudah muak sedari tadi akhirnya mereka kudekati dan aku berkata, "sudah belum ributnya? Ayo kelahi aku tak suka kalian rukun! Dasar para manusia yang hidup dalam kotak! Lemah! Hahahaha" (begitu teriakuuu).
Mereka nampak murka padaku mereka balik meneriakuku "JANCUK!!! Koe liberal!".
Setelah berucap begitu jangan kau tanya apa yang aku lakukan tentu saja aku berlari dan menjauhkan diri, emosi mereka meninggi selip nanti aku ditimpuki, haha aku dibilang liberal juga padahal aku hanya tak ingin mereka menyelam terlalu dalam pada kotaknya masing masing sedangkan keluar kotak juga menyenangkan.

Aku berpikir kadangkala kita terus menerus meributkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu di ributkan! Mindset kita terus menerus meneriakkan "kamu gak sesuai pandanganku, berarti kamu salah." berhentilah untuk closed mind karna itu hanya akan menimbulkan perkelahian demi perkelahian.

Oleh : Devi Retniasih (AFI/17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar